Rabu, 16 April 2014

Awal Petualangan Di Kelas 3 Smp

Ini adalah kisah awal perjalan seksku.
Aku Ayu.
Aku mengenal seks pertamaku sejak kelas 3 SMP.

Aku memang tumbuh lebih cepat dibandingkan teman-teman sebayaku.
Di SMP kelas 3, aku sudah mencapai tinggi 160cm.
Termasuk tinggi dibandingkan teman-temanku yang lain,
bahkan melebihi tinggi cukup banyak anak laki-laki.

Buah dadaku juga sudah cukup menonjol.
Aku sudah tidak memakai mini set lagi, tetapi sudah memakai BH.
Ukurannya 34B.
Akupun juga sudah mulai tertarik dengan lawan jenis.
Ingin sekali punya pacar.

Andri termasuk anak laki-laki yang pintar.
Senang bermain basket dan aku senang jadi cheerleadernya.
Dia bermain basket karena tingginya yang kurang.
Supaya cepat tinggi katanya.
Memang pada waktu itu dia cuma 158 cm.
Jadi aku lebih tinggi darinya.

Kejadian awal kenapa kami pacaran sangat lucu.
Suatu hari setelah bel pulang,aku kebelet pipis dan berjalan cepat ke WC sekolah.
Anak-anak yang lain segera pulang.
WC sekolah kami terletak di ujung bagian belakang.
Jadi sekolah sudah mulai sepi dan di daerah WC tidak ada orang.
Akupun mulai berjalan lebih cepat lagi.

Tiba-tiba Andri keluar dari WC Pria dengan sangat cepat.
Tidak terelakkan kami pun bertabrakan.
Aku terjatuh terjengkang dengan rok tersingkap ke atas.
Andri terjatuh menimpa diriku dengan kepalanya mendarat tepat di buah dadaku.

Kami sepertinya cukup shock karena posisi kami tidak berubah untuk beberapa detik.
Andri kemudian tersadar kalau kepalanya mendarat di payudaraku.
Dia segera mendorong tubuhnya ke atas, tetapi yang menjadi tumpuan kedua
tangannya malah payudaraku.

Dia semakin salah tingkah.
Lompat ke belakang dan melihat pemandangan yang cukup indah.
Ya.. aku masih tergeletak dan berusaha duduk dengan rok yang tersingkap.
Andri jelas-jelas telah melihat paha mulusku dan celana dalam Hello Kitty
berwarna pink.
Segera kuperbaiki posisi senonohku.

"Maaf Ayu.. Aku tidak sengaja menabrakmu."
Andri meminta maaf sambil memalingkan mukanya.
"Ya tidak apa-apa,Dri.. Aku juga buru-buru.. kebelet nih."
Aku segera masuk ke WC Perempuan dengan muka merah.

Akupun segera jongkok dan melepas air seniku dengan deras.
Ah.. kenapa tadi pas Andri menyentuh payudaraku, aku berasa enak yah?
Akupun memegang-megang dadaku dan sedikit meremasnya.
Beda rasanya.
Kenapa beda yah rasanya?
Aku tidak mau berpikir lebih lanjut lagi.
Aku menyelesaikan urusan kencingku, menarik celana dalamku dan keluar.

Ternyata Andri masih menunggu di luar WC.
"Kok kamu masih di sini sih Dri?"
"Iya nungguin kamu. Aku masih merasa bersalah sudah nabrak kamu...."
Andri menundukkan kepala
".. dan sudah memegang dada kamu."
Wajahku memerah. Malu.
"Ti.. tidak apa-apa, Dri."
"Benar tidak apa-apa, Yu?"
"Iya.. tidak apa-apa. Malah anehnya aku berasa enak."
Andri terkejut dan mukanya menunjukkan keheranan.
Melihat reaksi Andri, entah kenapa aku malah berkata,
"Iya, Dri.. tidak apa-apa.. malah enak kok. Kalau kamu mau, pegang lagi saja."
Rupanya ini jawaban dariku yang memulai petualangan seksku.

Andri langsung bergetar.
"Benar, Yu? Boleh pegang lagi?"
"Iya, Dri. Nih..." Aku membusungkan dada menyodorkan mereka ke Andri.
Kedua tangan Andri perlahan-lahan mendekati dadaku.
Gemetaran.
Ketika menyentuh dadaku, dia menekan lembut.
Secara naluriah, Andri mengelus-elus dadaku.
Aku merasa kenikmatan yang belum pernah kurasakan.
Aku pun memejamkan mata menikmati belaian lembut di dadaku.

Andri melepaskan tangannya dariku dengan tiba-tiba.
Aku membuka mata keheranan dan melihat Andri merogoh ke dalam celananya.
"Kenapa, Dri?"
"Ini aku membetulkan posisi ini aku" Sambil Andri menunjuk selangkangannya.
"Kenapa memangnya?"
"Tahu nih.. tiba-tiba dia mengeras dan posisinya tidak enak."
"Apa sih yang mengeras?" Tanganku dengan cepat meraba selangkangan Andri.
Aku merasakan seperti ada batang keras tapi lunak.

"Apa sih ini Dri?" Aku yang belum pernah melihat kelamin anak laki-laki jadi bingung.
"Ini tititku, Yu. Tahu nih.. tiba-tiba dia mengeras."
Aku pun secara naluriah mengelus-elus titit Andri dari luar celananya.
Andri mendesah kenikmatan.
Aku senang sekali melihat Andri yang menikmati belaianku di selangkangannya.
Rupanya aku juga sudah terangsang walaupun belum begitu mengetahui perasaan ini sebelumnya.
Tangan Andri aku tarik untuk mengelus dadaku.

Jadi kami di depan WC sekolah saling membelai.
Andri membelai lembut baju seragam SMP-ku yang menutupi BH.
Tangannya menelusuri bentuk BH dan kadang-kadang meremas dadaku.
Enak sekali. Nyaman. Ingin rasanya terus-menerus seperti ini.

Tanganku pun tidak berhenti membelai selangkangan Andri.
Sesekali kuremas.
Nafasku dan nafas Andri semakin memburu.
Tangan Andri semakin seru meremas-remas dadaku.
Akupun tidak kalah seru menggosok-gosok selangkangannya.
Tidak lama kemudian Andri mendesah keras.
Tangannya menahan tanganku pas di ujung tititnya.
Andri mendorong-dorong pantatnya sehingga tanganku semakin menekan tititnya.
"Ah... Enak banget." Andri mendesah...

Tidak lama kemudian tanganku merasakan kehangatan yang lembab di celana Andri.
"Eh kok basah sih, Dri?"
Aku melihat celana Andri yang ada bercak basahnya.
"Kamu pipis yah? Kok pipis di celana sih?"
Andri kebingungan.
"Bukan kok, Yu. Bukan pipis.. tapi tadi rasanya memang aku menyemprotkan sesuatu."
"Ih.. Andri jorok ah. Sana masuk wc. Bersihin gih."
Andri segera ke wc dan membersihkan diri.

Aku mencium tanganku yang bekas kena noda basah itu.
Iya, yah.. bukan bau pipis.. tapi kayak bau Bayclin.
Aku pun masuk ke wc perempuan dan mencuci tangan.
Tetapi aku merasakan celana dalamku juga tidak nyaman.
Aku merogoh rokku dan menyentuh celana dalamku.
Basah.
Hah? apa aku juga pipis tadi?
Akupun mengangkat rokku dan meraba lebih dalam.
Memang basah.. dan aku cium baunya.. bukan bau pipis.

"Yu.. Ayu.. kamu di WC?" panggil Andri dari luar.
"Iya Dri.. bentar aku keluar"
Aku merapikan pakaianku. Wah.. baju seragamku kusut.
Terutama di bagian dada. Bisa ketahuan orang-orang nih.

Aku keluar dan memperhatikan Andri.
Noda basah di celana Andripun terlihat jelas.
Bajuku kusut dan celana Andri basah.
Apa kata orang-orang nih..
Untungnya sekolah sudah sepi.
Kami berjalan bergandengan tangan tanpa bicara.
Hari itu kami secara tidak resmi jadian.


Esok harinya Andri mendatangiku mengajak makan siang.
Teman-teman perempuanku langsung meledek..
"Yeee.. jadian yah?" ledek mereka
Aku tidak menghiraukan mereka dan menarik tangan Andri untuk menjauh.

"Yu, mau makan apa?"
"Aku mau makan bakso aja ah."
Andri memesan bakso dan nasi goreng untuknya.
Kami makan saling berhadapan tanpa berbicara.
Aku makan sambil terus menundukkan kepala. Malu juga.
Aku belum pernah pacaran.

Andri memecah keheningan. Hening rasanya.
Walaupun sebenarnya pas jam makan siang, kantin selalu ramai.
Andri berbisik, "Nanti pulang, lagi yuk?"
Aku mengangkat kepala melihat Andri sejenak
dan menganggukkan kepala sambil memerah mukaku.
"Kita ke rumahku saja. Orangtuaku sedang keluar kota.
Jadi tidak ada orang di rumah selain pembantu."
Andri menjelaskan.

Memang Andri termasuk keluarga yang cukup berada.
Kami pernah kerja kelompok di rumahnya.
Rumahnya berlantai tiga. Kamar Andri sendiri ada di lantai 3.
Kamar pembantu Andri ada di lantai satu, itupun di bagian belakang rumah.

"Tapi nanti aku harus telepon mamaku dulu. Bilang kalau ke rumah kamu. Takut dicariin."
Mamaku memang sudah tahu kalau aku sering kerja kelompok di rumah Andri.
Jadi ketika pulang sekolah aku menelepon memberitahu aku tidak langsung pulang, mama tidak curiga.
Cuma menanyakan kapan selesainya. Aku bilang jam 6 sore.
Andri yang mendengar percakapanku dengan mama, tersenyum.

1 komentar: